
Sejarah Hazmat Suit, Sang Pelindung Tenaga Kesehatan
Jika Anda sering melihat para tenaga kesehatan yang sedang berjuang merawat pasien COVID-19 menggunakan baju yang terlihat seperti baju astronot, itulah yang dinamakan dengan Hazmat Suit. Keberadaannya di tengah kondisi pandemic seperti ini tentu sangat diperlukan bagi para petugas medis maupun dokter yang merawat pasien COVID-19.
Perkembangan Hazmat Suit Tahun Ke Tahun
Sebelum penyakit COVID-19, hazmat suit ini juga sudah sering digunakan saat berbagai wabah pandemi merebak di dunia seperti salah satu nya penyakit Ebola yang sempat mewabah di Afrika Barat pada tahun 2014-2016.
Pakaian pelindung diri ini pertama kali di produksi pada tahun 1940 oleh MSA, namun dengan nama berbeda yakni MSA Rubber Suit. Pakaian ini di desain dengan resleting tahan air dan respirator berjenis APR.
Level-Level Hazmat Suit
Ternyata, pakaian hazmat memiliki beberapa level sesuai dengan seberapa besar perlindungan yang diberikan.
Dimulai dari level A, dengan tingkat perlindungan tertinggi terhadap uap, gas, kabut dan partikel. Level B, dengan tingkat perlindungan yang hampir serupa dengan level B namun tidak kedap udara.
Kemudian Level C, memiliki bahan yang sama dengan Level A dan B namun memungkinkan untuk penambahan alat perlindungan pernafasan lain seperti respirator pemurni udara. Yang terakhir, Level D, di level ini tidak memiliki proteksi untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia
Cara Pemakaian Hazmat Suit
Berbeda dengan pemakaian pakaian lainnya, pakaian ini memiliki prosedur dan urutan tersendiri. Bahkan, ada pula pelatihan khusus mengenai tata cara memakainya. Dalam urutannya, pakaian hazmat dipakai setelah pakaian normal.
Setelah itu, gunakan sarung tangan, tudung sepatu, sarung lengan, dan masker wajah untuk memastikan tidak adanya celah untuk virus bisa masuk.
Perbaharui selalu informasi kamu seputar kesehatan di website dan instagram kami.